BAB 10
PRAKTEK MENULIS LAPORAN
ILMIAH
Laporan ilmiah adalah suatu wahana penyampaian berita,
informasi, pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan
ini dapat berbentuk lisan dan dapat berbentuk tulisan. Laporan yang disampaikan
secara tertulis merupakan suatu karangan. Jika laporan ini berisi serangkaian
hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan ataupun
peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis karangan ilmiah. Dengan kata lain,
laporan ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah yang mengupas masalah ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sengaja disusun untuk disampaikan kepada
orang-orang tertentu dan dalam kesempatan tertentu. Adapun jenis karangan
ilmiah yaitu :
Makalah: karya tulis yang menyajikan suatu masalah yang
pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif
(menurut bahasa, makalah berasal dari bahasa Arab yang berarti karangan).
Kertas kerja: makalah yang memiliki tingkat analisis lebih
serius, biasanya disajikan dalam lokakarya.
Skripsi: karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat
penulis berdasar pendapat orang lain.
Tesis: karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada
skripsi.
Disertasi: karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil
yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasar data dan fakta yang sahih dengan
analisi yang terinci
Laporan Ilmiah adalah tulisan yang berisi argumentasi
penalaran keilmuan, yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis yang formal dengan
sistematis-metodis dan sintesis-analitis.
Contoh Laporan ilmiah :
Menyusun sebuah kamus yang benar-benar lengkap sehingga
dapat disebut sebagai kamus lengkap memang sangat berat. selain dibutuhkan
pikiran, tenaga, waktu, serta biaya yang hampir-hampir tidak dapat dibatasi,
ada hal lain yang menjadi syarat kelengkapan itu.
Laporan Semi Ilmiah adalah sebuah penulisan yang menyajikan
fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannyapun tidak semiformal tetapi
tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering
di masukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah
karena jenis Semi Ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik,
anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.
Karakteristiknya : berada diantara ilmiah.
contoh wacana semi ilmiah :
Laporan semi-ilmiah adalah tulisan yang berisi informasi
faktual, yang diungkapkan dengan bahasa semiformal, tetapi tidak sepenuhnya
mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering “dibumbui” dengan
opini pengarang yang kadang-kadang subjektif.
RAGAM BAHASA ILMIAH
Bahasa ragam ilmiah merupakan ragam bahasa berdasarkan
pengelompokkan menurut jenis pemakaiannya dalam bidang kegiatan sesuai dengan sifat
keilmuannya. Bahasa Indonesia harus memenuhi syarat diantaranya benar (sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia baku), logis, cermat dan sistematis.
Pada bahasa ragam ilmiah, bahasa bentuk luas dan ide yang
disampaikan melalui bahasa itu sebagai bentuk dalam, tidak dapat dipisahkan.
Hal ini terlihat pada ciri bahasa ilmu, seperti berikut ini.
1. Baku : Struktur
bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku, baik mengenai
struktur kalimat maupun kata. Demikian juga, pemilihan kata istilah dan
penulisan yang sesuai dengan kaidah ejaan.
2. Logis : Ide
atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah dapat
diterima akal. Contoh: “Masalah pengembangan dakwah kita tingkatkan.”Ide
kalimat di atas tidak logis. Pilihan kata “masalah’, kurang tepat. Pengembangan
dakwah mempunyai masalah kendala. Tidak logis apabila masalahnya kita
tingkatkan. Kalimat di atas seharusnya “Pengembangan dakwah kita
tingkatkan".
3. Kuantitatif :
Keterangan yang dikemukakan pada kalimat dapat diukur secara pasti. Perhatikan
contoh di bawah ini:Da’i di Gunung Kidul “kebanyakan” lulusan perguruan tinggi.
Arti kata kebanyakan relatif, mungkin bisa 5, 6 atau 10 orang. Jadi, dalam
tulisan ilmiah tidak benar memilih kata “kebanyakan” kalimat di atas dapat kita
benahi menjadi Da’i di Gunung Kidul 5 orang lulusan perguruan tinggi, dan yang
3 orang lagi dari lulusan pesantren.
4. Tepat :Ide yang
diungkapkan harus sesuai dengan ide yang dimaksudkan oleh pemutus atau penulis
dan tidak mengandung makna ganda. Contoh: “Masjid pesantren yang sudah rusak
itu sedang diperbaiki.”Kalimat tersebut, mempunyai makna ganda, yang rusaknya
itu mungkin Masjid, atau mungkin juga Pesantren.
5. Denotatif yang
berlawanan dengan konotatif. Kata yang digunakan atau dipilih sesuai dengan
arti sesungguhnya dan tidak diperhatikan perasaan karena sifat ilmu yang
objektif.
6. Runtun. Ide
diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannya, baik dalam
kalimat maupun dalam alinea atau paragraf adalah seperangkat kalimat yang
mengemban satu ide atau satu pokok bahasan.
KESIMPULAN
Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah dan semi-ilmiah,
yang tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis,
disertasi; yang tergolong karangan semi-ilmiah antara lain artikel, feature,
kritik, esai, resensi. Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari
beberapa aspek.Pertama, karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil
penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara
fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan
pengamatan atau empiri. Kedua, karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis.
Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu
dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses
pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi. Ketiga, dalam pembahasannya,
tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis
dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah
yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.
Sumber;
Tidak ada komentar:
Posting Komentar