SKILL 10: USE NOUN CLAUSE CONNECTOR/SUBJECTS CORRECTLY
In Skill 9 we saw that noun clause connectors were used to introduce noun subject clauses or
noun object clauses. In Skill 10 we will see that in some cases a noun clause connector is not just
a connector; a noun clause connector can also be the subject of the clause at the same time.
I do not know what is in the box.
NOUN CLAUSE AS OBJECT OF VERB
We are concerned about who will do the work.
NOUN CLAUSE AS OBJECT OF
PREPOSITION
Whoever is coming to the party must bring a gift.
NOUN CLAUSE AS
SUBJECT
In the first example there are two clauses: I do not know and what is in the box. These two
clauses are joined by the connector what. It is important to understand that in this sentence the
word what serves two functions. It is both the subject of the verb is and the connector that joins
the two clauses.
In the second example there are two clauses. In the first clause we is the subject of are. In
the second clause who is the subject of will do. Who also serves as the connector that joins the
two clauses. The noun clause who will do the work functions as the object of the preposition
about.
In the last example there are also two clauses: whoever is the subject of the verb is coming,
and the noun clause whoever is coming to the party is the subject of must bring.
The word whoever serves two functions in the sentence: It is the subject of the verb is coming,
and it is the connector that joins the two clauses.
The following example shows how this sentence pattern could be tested in the structure
section of the TOEFL test.
Example :
____was on television made me angry.
(A) It
(B) The story
(C) What
(D) When
In this example you should notice immediately that there are two verbs, was and made, and each
of those verbs needs a subject. Answers (A) and (B) are incorrect because it and the story cannot
be the subject for both was and made at the same time. Answer (D) is incorrect because when is
not a subject. In answer (C) what serves as both the subject of the verb was and the connector
that joins the two clauses together; the noun clause what was on television is the subject of the
verb made. Answer (C) is therefore the best answer.
SKILL 11: USE ADJECTIVE CLAUSE CONNECTORS CORRECTLY
An adjective clause is a clause that describes a noun. Because the clause is an adjective, it is
positioned directly after the noun that it describes.
The woman is filling the glass that she put on the table.
ADJECTIVE CLAUSE
The glass that she put on the table contains milk.
ADJECTIVE CLAUSE
In the first example there are two clauses: woman is the subject of the verb is filling, and
she is the subject of the verb put. That is the adjective clause connector that joins these two
clauses, and the adjective clause that she put on the table describes the noun glass.
In the second example there are also two clauses: glass is the subject of the verb contains,
and she is the subject of the verb put. In this sentence also, that is the adjective clause connector
that joins these two clauses, and the adjective clause that she put on the table describes the noun
glass.
The following example shows how these sentence patterns could be tested in the Structure
section of the TOEFL test.
Example :
The gift____selected for the bride was rather expensive.
(A) because
(B) was
(C) since
(D) which we
In this example you should notice quickly that there are two clauses: gift is the subject of
the verb was, and the verb selected needs a subject. Because there are two clauses, a connector is
also needed. Answers (A) and (C) have connectors, but there are no subjects, so these answers
are not correct. Answer (B) changes selected into a passive verb; in this case the sentence would
have one subject and two verbs, so answer (B) is not correct. The best answer to this question is
answer (D). The correct sentence should say: The gift which we se -lected for the bride was
rather expensive. In this sentence gift is the subject of the verb was, we is the subject of the verb
selected, and the connector which joins these two clauses.
The following chart lists the adjective clause connectors and the sentence patterns used
with them:
ADJECTIVES CLAUSE CONNECTOR
Who Which That
(for people) ( for things )
Adjective connector /
subject S V
S V
I liked a
book which you recommended
S V Adjective connector /
subject S V
The book which
you
recommende
d was interesting
NOTE : the adjective connectors can be omitted. This omission is very common
in spoken English or in casual written English. It is not as common in formal
English or in the Structure section of the TOEFL test.
EXERCISE (Skills 10-11): Each of the following sentences contains more than one clause.
Underline the subjects once and the verbs twice. Circle the connectors. Put boxes around the
clauses. Then, indicate if the sentences are correct (C) or incorrect (I).
_____ 1. I have no idea about when the meeting is supposed to start.
_____ 2. We have been told that we can leave whenever want.
_____ 3. The racquet with whom I was playing was too big and too heavy for me.
TOEFL EXERCISE (Skills 10-11): Choose the letter of the word or group of words that best
completes the sentence.
1. Dolphins form extremely complicated
allegiances and_____continually change.
(A) enmities that
(B) that are enmities
(C) enmities that are
(D) that enmities
2. Scientists are now beginning to conduct
experiments on_____trigger different sorts
of health risks.
(A) noise pollution can
(B) that noise pollution
(C) how noise pollution
(D) how noise pollution can
3. The Apollo 11 astronauts_____of the
Earth’s inhabitants witnessed on the
famous first moonwalk on July 20,1969,
were Neil Armstrong and Buzz Aldrin.
(A) whom
(B) whom millions
(C) were some
(D) whom some were
4. At the end of the nineteenth century.
Alfred Binet developed a test for
measuring intelligence _____ served as the
basis of modern IQ tests.
(A) has
(B) it has
(C) and
(D) which has
(E)
Sumber :
Johan h.f, anne juwita. 2009. smart way to toefl. jakarta : generasi cerdas.
e-book, https://indahnyaduniamaya.files.wordpress.com.
Rabu, 18 Mei 2016
Senin, 04 Januari 2016
PROSES PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH (BAB11)
BAB 13
PROSES PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH
Penelitian ilmiah adalah rangkaian pengamatan yang sambung menyambung, berakumulasi dan melahirkan teori-teori yang mampu menjelaskan dan meramalkan fenomena-fenomena [1]. Penelitian ilmiah sering diasosiasikan dengan metode ilmiah sebagai tata cara sistimatis yang digunakan untuk melakukan penelitian.
Penelitian ilmiah juga menjadi salah satu cara untuk menjelaskan gejala-gejala alam. Adanya penelitian ilmiah membuat ilmu berkembang, karena hipotesis-hipotesis yang dihasilkan oleh penelitian ilmiah seringkali mengalami retroduksi.
A. Tahapan Pembuatan Karya Ilmiah
Dalam menyusun karya ilmiah ada berbagai tahapan yang diperlukan antaralain adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan, penulis suatu karya ilmiah harus mempersiapkan topik. Hal ini berarti penulis harus menentukan apa yang dibahas dalam tulisan. Kadang-kadang topik ditentukan oleh dosen, tetapi kadang pemilihan topik ditentukan oleh mahasiswa itu sendiri secara bebas. Topik dapat dipilih misalnya mengenai persoalan kemasyarakatan, pertanian, manajemen, sumber daya manusia, hukum, dan sebagainya. Tahap persiapan atau prapenulisan adalah ketika penulis menyiapkan diri, mengumpulkan informasi, merumuskan masalah, menentukan fokus, mengolah informasi, menarik tafsiran terhadap realitas yang dihadapinya, berdiskusi, membaca, mengamati, dan lain-lain yang memperkaya masukan kognitif yang akan diproses selanjutnya.
Dalam tahap persiapan dilakukan:
a. Pemilihan masalah atau topik dan mempertimbangkan
· Topik yang akan di pilih harus yang ada di sekitar penulis.
· Topik yang di pakai harus topik yang paling menarik dari topik yangada.
· Pembahasan harus terpusat pada segi lingkup sempit dan terbatas.
· Memilki data dan fakta yang obyektif dan mencukupi.
· Harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya meskipun sedikit.
· Harus memiliki sumber acuan atau bahan kepustakaan yang bisa dijadikan referensi.
b. Pembatasan topik atau penentuan judul
· Pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah dilakukan.
· Penentuan judul dapat dilakukan sebelum penulisn karya ilmiah atau setelah selesai penulisan karya ilimiah tersebut.
· Penentuan judul karya ilmiah harus dapat menjawab dari pertanyaan yang mengandungunsure 4W + 1H yakni what (apa), why (kenapa), who (siapa), where (dimana) dan how (bagaimana).
· Pembuatan kerangka karangan (outline)
· Membimbing untuk memulai menyusun kerangka karangan.
· Membuat pedoman penulisan karya ilmiah sehingga tidak menjadi tumpang tindih dalam penulisannya.
· Pembuatanrencana daftar isi dari karya ilmiah. 2.
2. Tahap Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan peristiwa, mencari informasi melalui wawancara informan, mencari informasi melalui pencatatan dokumen dalam kartu data, melakukan eksperimen di laboratorium, melakukan rekaman audio, dan catatan lapangan yang lengkap yang diperlukan dalam tahap-tahap penelitian. Pada tahap pengumpulan data hal yang di lakukan antara lain sebagai berikut :
a. Pencarian berbagai keterangan dari bahan bacaan atau referensi tentang karya tulis yang kita buat.
b. Pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui masalah yang akan dijadikan tema dalam karya ilmiah.
c. Pengamatan langsung (observasi) ke obyek yang akan diteliti dan dijadikan tema dari karya ilmiah.
d. Melakukan percobaan di labolatorium atau pengujian data di lapangan.
3. Tahap Pengorganisasian atau Pengonsepan
Setelah kita mengumpulkan berbagai data yang kita peroleh, maka tahap selanjutnya tahap pengonsepan data. Pada tahap pengonsepan ini adalah kita melakukan penyeleksian data yang kita peroleh dari berbagai refensi dan sumber media yang membantu proses dalam karya ilmiah kita dan kemudian kita mengelompokan bahan dari berbagai referensi.
Pengelompokan bahan untuk mengorganisasikan bagian mana yang akan temasuk dalam karya ilmiah, data yang telah terkumpul diseleksi kembali dan dikelompokan sesuai jenis, sifat dan bentuk data.
Pengkonsepan karya ilmiah dilakuakn sesuai dengan urutan dalam kerangka karangan yang telah ditetapkan.
4. Tahap Penyuntingan Konsep
Sebelum mengetik konsep, penelitian harus memeriksa data yang sudah dianalisis tersebut. Hal-hal yang tidak koheren atau penjelasan yang berulang-ulang dapat diedit. Pada tahap ini bertujuan untuk Melengkapi data yang dirasa masih kurang. Membuang dan mengedit data yang dirasa tidak relevan serta tidak cocok dengan pokok bahasan karya ilmiah.
Mengedit setiap kata-kata dalam karya ilmiah untuk menghindari penyajian bahan- bahan secara berulang-ulang atau terjadi tumpang tindih antara tulisan satu dengan tulisan yang lain. Mengedit setiap bahasa yang ada dalam karya ilmiah untuk menghindari pemakaian bahasa yang kurang efektif, contoh dalam penyusunan dan pemilihan kata, penyesuaian kalimat, penyesuaian paragraph, maupun penerapan kaidah ejaan sesuai EYD.
5. Tahap Penyajian
Dalam tahap penyajian, peneliti siap menyusun karya ilmiah tersebut untuk dibaca orang lain. Maka, penataan segi teknis dan materi harus diperhatikan dengan cermat oleh peneliti karya ilmiah. Teknik penyajian karya ilmiah harus dengan memperhatikan :
a. Segi kerapian dan kebersihan karya ilmiah itu.
b. Tata letak (layout) unsure-unsur dalam format karya ilmiah, misal pada halaman pembuka, halaman judul, daftar isi, daftar table, daftar grafik, daftar gambar, daftar pustaka, dll.
Sumber;
http://kasihfalentina.blogspot.co.id/2015/05/proses-penyusunan-karya-tulis-ilmiah.html
PRAKTEK MENULIS LAPORAN ILMIAH (BAB 10)
BAB 10
PRAKTEK MENULIS LAPORAN
ILMIAH
Laporan ilmiah adalah suatu wahana penyampaian berita,
informasi, pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan
ini dapat berbentuk lisan dan dapat berbentuk tulisan. Laporan yang disampaikan
secara tertulis merupakan suatu karangan. Jika laporan ini berisi serangkaian
hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan ataupun
peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis karangan ilmiah. Dengan kata lain,
laporan ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah yang mengupas masalah ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sengaja disusun untuk disampaikan kepada
orang-orang tertentu dan dalam kesempatan tertentu. Adapun jenis karangan
ilmiah yaitu :
Makalah: karya tulis yang menyajikan suatu masalah yang
pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif
(menurut bahasa, makalah berasal dari bahasa Arab yang berarti karangan).
Kertas kerja: makalah yang memiliki tingkat analisis lebih
serius, biasanya disajikan dalam lokakarya.
Skripsi: karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat
penulis berdasar pendapat orang lain.
Tesis: karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada
skripsi.
Disertasi: karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil
yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasar data dan fakta yang sahih dengan
analisi yang terinci
Laporan Ilmiah adalah tulisan yang berisi argumentasi
penalaran keilmuan, yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis yang formal dengan
sistematis-metodis dan sintesis-analitis.
Contoh Laporan ilmiah :
Menyusun sebuah kamus yang benar-benar lengkap sehingga
dapat disebut sebagai kamus lengkap memang sangat berat. selain dibutuhkan
pikiran, tenaga, waktu, serta biaya yang hampir-hampir tidak dapat dibatasi,
ada hal lain yang menjadi syarat kelengkapan itu.
Laporan Semi Ilmiah adalah sebuah penulisan yang menyajikan
fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannyapun tidak semiformal tetapi
tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering
di masukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah
karena jenis Semi Ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik,
anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.
Karakteristiknya : berada diantara ilmiah.
contoh wacana semi ilmiah :
Laporan semi-ilmiah adalah tulisan yang berisi informasi
faktual, yang diungkapkan dengan bahasa semiformal, tetapi tidak sepenuhnya
mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering “dibumbui” dengan
opini pengarang yang kadang-kadang subjektif.
RAGAM BAHASA ILMIAH
Bahasa ragam ilmiah merupakan ragam bahasa berdasarkan
pengelompokkan menurut jenis pemakaiannya dalam bidang kegiatan sesuai dengan sifat
keilmuannya. Bahasa Indonesia harus memenuhi syarat diantaranya benar (sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia baku), logis, cermat dan sistematis.
Pada bahasa ragam ilmiah, bahasa bentuk luas dan ide yang
disampaikan melalui bahasa itu sebagai bentuk dalam, tidak dapat dipisahkan.
Hal ini terlihat pada ciri bahasa ilmu, seperti berikut ini.
1. Baku : Struktur
bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku, baik mengenai
struktur kalimat maupun kata. Demikian juga, pemilihan kata istilah dan
penulisan yang sesuai dengan kaidah ejaan.
2. Logis : Ide
atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah dapat
diterima akal. Contoh: “Masalah pengembangan dakwah kita tingkatkan.”Ide
kalimat di atas tidak logis. Pilihan kata “masalah’, kurang tepat. Pengembangan
dakwah mempunyai masalah kendala. Tidak logis apabila masalahnya kita
tingkatkan. Kalimat di atas seharusnya “Pengembangan dakwah kita
tingkatkan".
3. Kuantitatif :
Keterangan yang dikemukakan pada kalimat dapat diukur secara pasti. Perhatikan
contoh di bawah ini:Da’i di Gunung Kidul “kebanyakan” lulusan perguruan tinggi.
Arti kata kebanyakan relatif, mungkin bisa 5, 6 atau 10 orang. Jadi, dalam
tulisan ilmiah tidak benar memilih kata “kebanyakan” kalimat di atas dapat kita
benahi menjadi Da’i di Gunung Kidul 5 orang lulusan perguruan tinggi, dan yang
3 orang lagi dari lulusan pesantren.
4. Tepat :Ide yang
diungkapkan harus sesuai dengan ide yang dimaksudkan oleh pemutus atau penulis
dan tidak mengandung makna ganda. Contoh: “Masjid pesantren yang sudah rusak
itu sedang diperbaiki.”Kalimat tersebut, mempunyai makna ganda, yang rusaknya
itu mungkin Masjid, atau mungkin juga Pesantren.
5. Denotatif yang
berlawanan dengan konotatif. Kata yang digunakan atau dipilih sesuai dengan
arti sesungguhnya dan tidak diperhatikan perasaan karena sifat ilmu yang
objektif.
6. Runtun. Ide
diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannya, baik dalam
kalimat maupun dalam alinea atau paragraf adalah seperangkat kalimat yang
mengemban satu ide atau satu pokok bahasan.
KESIMPULAN
Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah dan semi-ilmiah,
yang tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis,
disertasi; yang tergolong karangan semi-ilmiah antara lain artikel, feature,
kritik, esai, resensi. Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari
beberapa aspek.Pertama, karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil
penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara
fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan
pengamatan atau empiri. Kedua, karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis.
Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu
dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses
pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi. Ketiga, dalam pembahasannya,
tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis
dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah
yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.
Sumber;
Langganan:
Postingan (Atom)