Senin, 20 Maret 2017

akuntansi internasional

Akuntansi Internasional
Perbedaan PSAK 29-32 dengan IFRS/IAS

PSAK 29 Akuntansi perminyakan dan gas bumi
No.
PSAK
IFRS
IAS
Perbandingan
29
akuntansi perminyakan dan gas bumi
A. RUANG LINGKUP
Dapat diterapkan oleh lembaga pemerintah, dan unit-unit sejenis lainnya. Sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

IAS 12 mengatur
tentang beda
temporer (temporary
difference) antara
basis pajak dengan
basis komersil yang
dijadikan basis dalam mengakui
aktiva atau
kewajiban pajak
tangguhan



PENGATURAN

B. ACUAN                                                                SAK atau SAK ETAP untuk entitas yang tidak mempunyai akuntabilitas publik signifikan

Mencakup
perbedaan temporer
akibat adanya hibah
pemerintah
(government grants)
Mencakup
perbedaan temporer
akibat adanya hibah
pemerintah
(government grants)
Tidak mengatur
perlakuan perbedaan
temporer akibat
hibah pemerintah

Perbedaan
temporer dari Hibah
pemerintah


C. TUJUAN                                                 1) Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pelaporan keuangan entitas.
2) Diharapkan laporan keuangan entitas nirlaba dapat lebih mudah dipahami, memiliki relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi.




D. DEFINISI
1) Pembatasan permanen adalah pembatasan penggunaan sumber daya yang ditetapkan oleh penyumbang agar sumber daya tersebut dipertahankan secara permanen, tetapi organisasi diizinkan untuk menggunakan sebagian atau semua penghasilan atau manfaat ekonomi lainnya yang berasal dari sumber daya tersebut.
2) Pembatasan temporer adalah pembatasan penggunaan sumber daya oleh penyumbang yang menetapkan agar sumber daya tersebut dipertahankan sampai dengan periode tertentu atau sampai dengan terpenuhinya keadaan tertentu.
3) Sumbangan terikat adalah sumber daya yang penggunaannya dibatasi untuk tujuan tertentu oleh penyumbang. Pembatasan tersebut dapat bersifat permanen atau temporer.
4) Sumbangan tidak terikat adalah sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu oleh penyumbang.





E. TUJUAN akuntansi perminyakan dan gas bumi
1) Tujuan utama menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota entitas nirlaba, kreditor, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi entitas nirlaba.
2) Tujuan laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, adalah untuk menyajikan informasi mengenai:
3) Jumlah dan sifat aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih suatu organisasi.
4) Pengaruh transaksi, peristiwa dan situasi lainnya yang mengubah nilai dan sifat aktiva bersih.
5) Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu periode dan hubungan antara keduanya.
6) Cara suatu organisasi mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman dan melunasi pinjaman, dan faktor lainnya yang berpengaruh pada likuiditasnya.





F. LAPORAN akuntansi perminyakan dan gas bumi
1) Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode laporan
2) Laporan aktivitas untuk suatu periode pelaporan
3) Laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan
Catatan atas laporan keuangan.





G. INFORMASI akuntansi Perminyakan dan gas bumi.
1) menyajikan aset berdasarkan urutan likuiditas, dan liabilitas berdasarkan tanggal jatuh tempo;
2) mengelompokkan aset ke dalam lancar dan tidak lancar, dan liabilitas ke dalam jangka pendek dan jangka panjang;
3) mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aset atau saat jatuh temponya liabilitas, termasuk pembatasan penggunaan aset, pada catatan atas laporan keuangan.





PSAK 30 Sewa (Lease)
No.
PSAK
IFRS
IAS
Perbandingan
46
Sewa atau Lease
A. ASET DAN LIABILITIS PAJAK
Mengatur aset dan liabilitas pajak tangguhan yang berasal dari aset yang tidak disusutkan yang di ukur dengan menggunakan model revaluasi





B. TUJUAN
• Mengatur perlakuan akuntansi untuk akuntansi sewa atau lease
• mempertanggungjawabkan akuntansi sewa atau lease:
– pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) di masa depan yang diakui pada laporan posisi keuangan entitas.
– transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian lain pada periode kini yang diakui pada laporan keuangan entitas.
• Mengatur pengakuan sewa atau lease tangguhan yang berasal dari sisa rugi yang dapat dikompensasi ke tahun berikut.


Perbedaan pengaturan dengan IAS 12 : SKP, penambahan kesesuaian dengan peraturan perpajakan untuk definisi aset pajak tangguhan



C. PERBEAAN sewa atau lease     Semua perbedaan temporer kena pajak diakui sebagai liabilitas pajak tangguhan, kecuali jika timbul perbedaan temporer kena pajak yang berasal dari:
pengakuan awal goodwill; atau
pada saat pengakuan awal aset atau liabilitas dari suatu transaksi yang:
bukan transaksi kombinasi bisnis; dan
pada saat transaksi, tidak mempengaruhi laba akuntansi dan laba kena pajak (rugi pajak).
Perbedaan temporer kena pajak terkait dengan investasi pada entitas anak, cabang dan entitas asosiasi, dan pengaturan bersama, maka liabilitas pajak tangguhan harus diakui sesuai dengan paragraf 40.





D. Penilaian Kembali Aset Pajak Tangguhan  Tidak Diakui                                                               Pada setiap akhir periode pelaporan, entitas menilai kembali aset pajak tangguhan.
Entitas mengakui aset pajak tangguhan tidak diakui sebelumnya apabila kemungkinan besar laba kena pajak masa depan akan tersedia untuk dipulihkan.
Sebagai contoh, perbaikan kondisi perekonomian meningkatkan kemampuan entitas untuk menghasilkan laba kena pajak dalam jumlah yang memadai pada periode masa depan sehingga aset pajak tangguhan yang sebelumnya tidak diakui menjadi memenuhi kriteria pengakuan





E. PENGUKURAN                                                        Liabilitas (aset) pajak kini diukur sebesar jumlah yang diharapkan untuk dibayar (direstitusi) kepada otoritas perpajakan, à tarif pajak (peraturan pajak) pada periode pelaporan.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang akan berlaku pada saat aset dipulihkan atau liabilitas diselesaikan
Jika terjadi perubahan tarif di masa mendatang akan mempengaruhi pengakuai aset atau liabilitas pajak tangguhan.





F. PENYAJIAN                                                               Saling hapus
Entitas melakuan saling hapus atas aset pajak kini dan liabilitas pajak kini jika dan hanya jika, entitas:
Memiliki hak secara hukum untuk melakukan saling hapus jumlah yang diakui; dan
Berniat untuk menyelesaikan dengan dasar neto, atau merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.
Entitas melakukan saling hapus aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan jika dan hanya jika:
entitas memiliki hak secara hukum untuk saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini; dan
aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas pajak atas entitas kena pajak yang sama atau entitas kena pajak berbeda yang akan merelaisasikan secara bersama






PSAK 31 Bank dan lembaga keuangan
No.
PSAK
IFRS
IAS
Perbandingan
31
PSAK ini mengatur Bank dan keuangan sebagai aktiva tetap dan Beban Tangguhan untuk pengurusan legal hak atas tanah, sehingga tidak berkaitan dengan:
a) jasa sebagai barang dagangan.
b) Tanah sebagai bahan baku produksi.
c) Tanah sebagai investasi properti (dalam pos investasi).
d) Tanah sebagai aktiva lain-lain.
e) Aktiva Tetap Tanah - Hak Sewa Guna Usaha.

Peraturan-peraturan pertanahan di Indonesia


Tujuan Pernyataan ini: a) Mengatur perlakuan akuntansi dan pelaporan tanah sebagai aktiva tetap dan penyusutannya. b) Mengatur perlakuan akuntansi dan pelaporan hak atas tanah sebagai Beban Tangguhan dan amortisasinya.






PSAK 32 Akuntansi Kehutanan
No.
PSAK
IFRS
IAS
Perbandingan
32
 Akuntansi kehutanan Dalam PSAK tidak menutup kemungkinan adanya pengakuan kewajiban jika nilai penurunan aktiva lebih besar dari nilai tercatatnya
Penurunan nilai aktiva tidak boleh melampauai batas nilai tercatatnya

Batas penurunan

Tidak ada pengaturan
Perusahaan tidak diperkenankan melakukan reversal atas penurunan nilai Goodwil pada periode interim sebelumnya

Reversal atas penurunan nilai Goodwil


 KELOMPOK: BIMA SATYA NUGRAHA 21213739
                         LUKMAN NUL HAKIM 25213056
                         TRI WIJAYANTO 28213970

Rabu, 18 Mei 2016

Structure and Written (Skill 10 and Skill 11)

SKILL 10: USE NOUN CLAUSE CONNECTOR/SUBJECTS CORRECTLY

In Skill 9 we saw that noun clause connectors were used to introduce noun subject clauses or

noun object clauses. In Skill 10 we will see that in some cases a noun clause connector is not just

a connector; a noun clause connector can also be the subject of the clause at the same time.

I do not know what is in the box.

NOUN CLAUSE AS OBJECT OF VERB

We are concerned about who will do the work.
NOUN CLAUSE AS OBJECT OF

PREPOSITION

Whoever is coming to the party must bring a gift.

NOUN CLAUSE AS

SUBJECT

In the first example there are two clauses: I do not know and what is in the box. These two

clauses are joined by the connector what. It is important to understand that in this sentence the

word what serves two functions. It is both the subject of the verb is and the connector that joins

the two clauses.

In the second example there are two clauses. In the first clause we is the subject of are. In

the second clause who is the subject of will do. Who also serves as the connector that joins the

two clauses. The noun clause who will do the work functions as the object of the preposition

about.

In the last example there are also two clauses: whoever is the subject of the verb is coming,

and the noun clause whoever is coming to the party is the subject of must bring.

The word whoever serves two functions in the sentence: It is the subject of the verb is coming,

and it is the connector that joins the two clauses.

The following example shows how this sentence pattern could be tested in the structure

section of the TOEFL test.

Example :

____was on television made me angry.

(A) It

(B) The story

(C) What

(D) When

In this example you should notice immediately that there are two verbs, was and made, and each

of those verbs needs a subject. Answers (A) and (B) are incorrect because it and the story cannot

be the subject for both was and made at the same time. Answer (D) is incorrect because when is

not a subject. In answer (C) what serves as both the subject of the verb was and the connector

that joins the two clauses together; the noun clause what was on television is the subject of the

verb made. Answer (C) is therefore the best answer.

SKILL 11: USE ADJECTIVE CLAUSE CONNECTORS CORRECTLY

An adjective clause is a clause that describes a noun. Because the clause is an adjective, it is

positioned directly after the noun that it describes.

                                     The woman is filling the glass that she put on the table.

                                                            ADJECTIVE CLAUSE

                                         The glass that she put on the table contains milk.

                                                            ADJECTIVE CLAUSE

In the first example there are two clauses: woman is the subject of the verb is filling, and

she is the subject of the verb put. That is the adjective clause connector that joins these two

clauses, and the adjective clause that she put on the table describes the noun glass.

In the second example there are also two clauses: glass is the subject of the verb contains,

and she is the subject of the verb put. In this sentence also, that is the adjective clause connector

that joins these two clauses, and the adjective clause that she put on the table describes the noun

glass.

The following example shows how these sentence patterns could be tested in the Structure

section of the TOEFL test.

Example :

The gift____selected for the bride was rather expensive.

(A) because

(B) was

(C) since

(D) which we

In this example you should notice quickly that there are two clauses: gift is the subject of

the verb was, and the verb selected needs a subject. Because there are two clauses, a connector is

also needed. Answers (A) and (C) have connectors, but there are no subjects, so these answers

are not correct. Answer (B) changes selected into a passive verb; in this case the sentence would

have one subject and two verbs, so answer (B) is not correct. The best answer to this question is

answer (D). The correct sentence should say: The gift which we se -lected for the bride was

rather expensive. In this sentence gift is the subject of the verb was, we is the subject of the verb

selected, and the connector which joins these two clauses.

The following chart lists the adjective clause connectors and the sentence patterns used

with them:

                                            ADJECTIVES CLAUSE CONNECTOR

Who Which That

(for people) ( for things )

Adjective connector /

subject S V

S V

I liked a

book which you recommended

S V Adjective connector /

subject S V

The book which

you

recommende

d was interesting

NOTE : the adjective connectors can be omitted. This omission is very common

in spoken English or in casual written English. It is not as common in formal

English or in the Structure section of the TOEFL test.

EXERCISE (Skills 10-11): Each of the following sentences contains more than one clause.

Underline the subjects once and the verbs twice. Circle the connectors. Put boxes around the

clauses. Then, indicate if the sentences are correct (C) or incorrect (I).

_____ 1. I have no idea about when the meeting is supposed to start.

_____ 2. We have been told that we can leave whenever want.

_____ 3. The racquet with whom I was playing was too big and too heavy for me.

TOEFL EXERCISE (Skills 10-11): Choose the letter of the word or group of words that best

completes the sentence.

1. Dolphins form extremely complicated

allegiances and_____continually change.

(A) enmities that

(B) that are enmities

(C) enmities that are

(D) that enmities

2. Scientists are now beginning to conduct

experiments on_____trigger different sorts

of health risks.

(A) noise pollution can

(B) that noise pollution

(C) how noise pollution

(D) how noise pollution can

3. The Apollo 11 astronauts_____of the

Earth’s inhabitants witnessed on the

famous first moonwalk on July 20,1969,

were Neil Armstrong and Buzz Aldrin.

(A) whom

(B) whom millions

(C) were some

(D) whom some were

4. At the end of the nineteenth century.

Alfred Binet developed a test for

measuring intelligence _____ served as the

basis of modern IQ tests.

(A) has

(B) it has

(C) and

(D) which has

(E)

Sumber :

Johan h.f, anne juwita. 2009. smart way to toefl. jakarta : generasi cerdas.

e-book, https://indahnyaduniamaya.files.wordpress.com.

Senin, 04 Januari 2016

PROSES PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH (BAB11)

BAB 13

PROSES PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH
Penelitian ilmiah adalah rangkaian pengamatan yang sambung menyambung, berakumulasi dan melahirkan teori-teori yang mampu menjelaskan dan meramalkan fenomena-fenomena [1]. Penelitian ilmiah sering diasosiasikan dengan metode ilmiah sebagai tata cara sistimatis yang digunakan untuk melakukan penelitian.
Penelitian ilmiah juga menjadi salah satu cara untuk menjelaskan gejala-gejala alam. Adanya penelitian ilmiah membuat ilmu berkembang, karena hipotesis-hipotesis yang dihasilkan oleh penelitian ilmiah seringkali mengalami retroduksi.
A.    Tahapan Pembuatan Karya Ilmiah
Dalam menyusun karya ilmiah ada berbagai tahapan yang diperlukan antaralain adalah sebagai berikut :
1.      Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan, penulis suatu karya ilmiah harus mempersiapkan topik. Hal ini berarti penulis harus menentukan apa yang dibahas dalam tulisan. Kadang-kadang topik ditentukan oleh dosen, tetapi kadang pemilihan topik ditentukan oleh mahasiswa itu sendiri secara bebas. Topik dapat dipilih misalnya mengenai persoalan kemasyarakatan,  pertanian, manajemen, sumber daya manusia, hukum, dan sebagainya. Tahap persiapan atau prapenulisan adalah ketika penulis menyiapkan diri, mengumpulkan informasi, merumuskan masalah, menentukan fokus, mengolah informasi, menarik tafsiran terhadap realitas yang dihadapinya, berdiskusi, membaca, mengamati, dan lain-lain yang memperkaya masukan kognitif yang akan diproses selanjutnya.
Dalam tahap persiapan dilakukan:
a.       Pemilihan masalah atau topik dan mempertimbangkan
·         Topik yang akan di pilih harus yang ada di sekitar penulis.
·         Topik yang di pakai harus topik yang paling menarik dari topik yangada.
·         Pembahasan harus terpusat pada segi lingkup sempit dan terbatas.
·         Memilki data dan fakta yang obyektif dan mencukupi.
·         Harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya meskipun sedikit.
·         Harus memiliki sumber acuan atau bahan kepustakaan yang bisa dijadikan referensi.
b.      Pembatasan topik atau penentuan judul
·         Pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah dilakukan.
·         Penentuan judul dapat dilakukan sebelum penulisn karya ilmiah atau setelah selesai  penulisan karya ilimiah tersebut.
·         Penentuan judul karya ilmiah harus dapat menjawab dari pertanyaan yang mengandungunsure 4W + 1H yakni what (apa), why (kenapa), who (siapa), where (dimana) dan how (bagaimana).
·         Pembuatan kerangka karangan (outline)
·         Membimbing untuk memulai menyusun kerangka karangan.
·         Membuat pedoman penulisan karya ilmiah sehingga tidak menjadi tumpang tindih dalam penulisannya.
·         Pembuatanrencana daftar isi dari karya ilmiah. 2.

2.      Tahap Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan peristiwa, mencari informasi melalui wawancara informan, mencari informasi melalui pencatatan dokumen dalam kartu data, melakukan eksperimen di laboratorium, melakukan rekaman audio, dan catatan lapangan yang lengkap yang diperlukan dalam tahap-tahap penelitian. Pada tahap pengumpulan data hal yang di lakukan antara lain sebagai berikut :
a.       Pencarian berbagai keterangan dari bahan bacaan atau referensi tentang karya tulis yang kita buat.
b.      Pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui masalah yang akan dijadikan tema dalam karya ilmiah.
c.       Pengamatan langsung (observasi) ke obyek yang akan diteliti dan dijadikan tema dari karya ilmiah.
d.      Melakukan percobaan di labolatorium atau pengujian data di lapangan.
3.      Tahap Pengorganisasian atau Pengonsepan
Setelah kita mengumpulkan berbagai data yang kita peroleh, maka tahap selanjutnya tahap pengonsepan data. Pada tahap pengonsepan ini adalah kita melakukan penyeleksian data yang kita peroleh dari berbagai refensi dan sumber media yang membantu proses dalam karya ilmiah kita dan kemudian kita mengelompokan bahan dari berbagai referensi.
Pengelompokan bahan untuk mengorganisasikan bagian mana yang akan temasuk dalam karya ilmiah, data yang telah terkumpul diseleksi kembali dan dikelompokan sesuai jenis, sifat dan bentuk data.
Pengkonsepan karya ilmiah dilakuakn sesuai dengan urutan dalam kerangka karangan yang telah ditetapkan.
4.      Tahap Penyuntingan Konsep
Sebelum mengetik konsep, penelitian harus memeriksa data yang sudah dianalisis tersebut. Hal-hal yang tidak koheren atau penjelasan yang berulang-ulang dapat diedit. Pada tahap ini bertujuan untuk Melengkapi data yang dirasa masih kurang. Membuang dan mengedit data yang dirasa tidak relevan serta tidak cocok dengan  pokok bahasan karya ilmiah.
Mengedit setiap kata-kata dalam karya ilmiah untuk menghindari penyajian bahan- bahan secara berulang-ulang atau terjadi tumpang tindih antara tulisan satu dengan tulisan yang lain. Mengedit setiap bahasa yang ada dalam karya ilmiah untuk menghindari pemakaian  bahasa yang kurang efektif, contoh dalam penyusunan dan pemilihan kata,  penyesuaian kalimat, penyesuaian paragraph, maupun penerapan kaidah ejaan sesuai EYD.
5.      Tahap Penyajian
Dalam tahap penyajian, peneliti siap menyusun karya ilmiah tersebut untuk dibaca orang lain. Maka, penataan segi teknis dan materi harus diperhatikan dengan cermat oleh  peneliti karya ilmiah. Teknik penyajian karya ilmiah harus dengan memperhatikan :

a.       Segi kerapian dan kebersihan karya ilmiah itu.
b.      Tata letak (layout) unsure-unsur dalam format karya ilmiah, misal pada halaman  pembuka, halaman judul, daftar isi, daftar table, daftar grafik, daftar gambar, daftar pustaka, dll.

Sumber;

http://kasihfalentina.blogspot.co.id/2015/05/proses-penyusunan-karya-tulis-ilmiah.html

PRAKTEK MENULIS LAPORAN ILMIAH (BAB 10)

BAB 10
PRAKTEK MENULIS LAPORAN ILMIAH
Laporan ilmiah adalah suatu wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan ini dapat berbentuk lisan dan dapat berbentuk tulisan. Laporan yang disampaikan secara tertulis merupakan suatu karangan. Jika laporan ini berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan ataupun peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis karangan ilmiah. Dengan kata lain, laporan ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah yang mengupas masalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang sengaja disusun untuk disampaikan kepada orang-orang tertentu dan dalam kesempatan tertentu. Adapun jenis karangan ilmiah yaitu :
Makalah: karya tulis yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif (menurut bahasa, makalah berasal dari bahasa Arab yang berarti karangan).
Kertas kerja: makalah yang memiliki tingkat analisis lebih serius, biasanya disajikan dalam lokakarya.
Skripsi: karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasar pendapat orang lain.
Tesis: karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi.
Disertasi: karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasar data dan fakta yang sahih dengan analisi yang terinci
Laporan Ilmiah adalah tulisan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan, yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis yang formal dengan sistematis-metodis dan sintesis-analitis.

Contoh Laporan ilmiah :
Menyusun sebuah kamus yang benar-benar lengkap sehingga dapat disebut sebagai kamus lengkap memang sangat berat. selain dibutuhkan pikiran, tenaga, waktu, serta biaya yang hampir-hampir tidak dapat dibatasi, ada hal lain yang menjadi syarat kelengkapan itu.
Laporan Semi Ilmiah adalah sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannyapun tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering di masukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis Semi Ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.
Karakteristiknya : berada diantara ilmiah.


contoh wacana semi ilmiah :
Laporan semi-ilmiah adalah tulisan yang berisi informasi faktual, yang diungkapkan dengan bahasa semiformal, tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering “dibumbui” dengan opini pengarang yang kadang-kadang subjektif.
RAGAM BAHASA ILMIAH
Bahasa ragam ilmiah merupakan ragam bahasa berdasarkan pengelompokkan menurut jenis pemakaiannya dalam bidang kegiatan sesuai dengan sifat keilmuannya. Bahasa Indonesia harus memenuhi syarat diantaranya benar (sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku), logis, cermat dan sistematis.
Pada bahasa ragam ilmiah, bahasa bentuk luas dan ide yang disampaikan melalui bahasa itu sebagai bentuk dalam, tidak dapat dipisahkan. Hal ini terlihat pada ciri bahasa ilmu, seperti berikut ini.
1.     Baku : Struktur bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku, baik mengenai struktur kalimat maupun kata. Demikian juga, pemilihan kata istilah dan penulisan yang sesuai dengan kaidah ejaan.
2.     Logis : Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal. Contoh: “Masalah pengembangan dakwah kita tingkatkan.”Ide kalimat di atas tidak logis. Pilihan kata “masalah’, kurang tepat. Pengembangan dakwah mempunyai masalah kendala. Tidak logis apabila masalahnya kita tingkatkan. Kalimat di atas seharusnya “Pengembangan dakwah kita tingkatkan".
3.     Kuantitatif : Keterangan yang dikemukakan pada kalimat dapat diukur secara pasti. Perhatikan contoh di bawah ini:Da’i di Gunung Kidul “kebanyakan” lulusan perguruan tinggi. Arti kata kebanyakan relatif, mungkin bisa 5, 6 atau 10 orang. Jadi, dalam tulisan ilmiah tidak benar memilih kata “kebanyakan” kalimat di atas dapat kita benahi menjadi Da’i di Gunung Kidul 5 orang lulusan perguruan tinggi, dan yang 3 orang lagi dari lulusan pesantren.
4.     Tepat :Ide yang diungkapkan harus sesuai dengan ide yang dimaksudkan oleh pemutus atau penulis dan tidak mengandung makna ganda. Contoh: “Masjid pesantren yang sudah rusak itu sedang diperbaiki.”Kalimat tersebut, mempunyai makna ganda, yang rusaknya itu mungkin Masjid, atau mungkin juga Pesantren.
5.     Denotatif yang berlawanan dengan konotatif. Kata yang digunakan atau dipilih sesuai dengan arti sesungguhnya dan tidak diperhatikan perasaan karena sifat ilmu yang objektif.
6.     Runtun. Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannya, baik dalam kalimat maupun dalam alinea atau paragraf adalah seperangkat kalimat yang mengemban satu ide atau satu pokok bahasan.


KESIMPULAN
Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah dan semi-ilmiah, yang tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong karangan semi-ilmiah antara lain artikel, feature, kritik, esai, resensi. Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek.Pertama, karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau empiri. Kedua, karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi. Ketiga, dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.

Sumber;