Pengaruh suku bunga terhadap nilai tukar rupiah serta kondisi di Negara Asean
Pengaruh suku bunga terhadap nilai tukar
rupiah serta kondisi di Negara Asean
Penerbitan
saham bagi perbankan merupakan salah satu cara guna memenuhi tambahan dana yang
dibutuhkan perusahaan. Pergerakan harga saham dipengaruhi beberapa faktor
antara lain tingkat suku bunga dan nilai tukar. Terdapat tiga variabel dari
berbagai variabel pergerakan harga saham yaitu variabel tingkat suku bunga,
nilai tukar, dan harga saham. Menurut Weston dan Brigham (2001), Faktor-faktor
yang mempengaruhi harga saham adalah laba per lembar saham, tingkat bunga,
jumlah kas deviden yang diberikan, jumlah laba yang di dapat perusahaan, dan
tingkat risiko dan pengembalian. Semakin
tinggi tingkat suku bunga maka semakin rendah harga saham. Nilai tukar juga
mempengaruhi harga saham. Menurut Tarigan (2007), bahwa nilai tukar
berpengaruh positif terhadap harga saham. Semakin tinggi nilai tukar Rupiah
terhadap Dollar Amerika (apresiasi) maka harga saham juga akan meningkat.
Pengaruh tingkat suku bunga dan nilai tukar sangat mempengaruhi harga saham
sehingga bagi para investor harus benar-benar teliti ketika memutuskan untuk
berinvestasi di saham.
Selain
para pemain besar dan institusi keuangan, pengaruh faktor fundamental juga
berperan dalam menggerakkan pasar, salah satunya adalah suku bunga yang
ditentukan oleh bank sentral suatu negara. jika dalam jangka panjang bank
sentral selalu menaikkan suku bunga maka trend nilai tukar mata uang negara
tersebut terhadap negara lain akan cenderung naik. Hal ini akan terus
berlangsung sampai ada faktor lain yang mempengaruhi atau bank sentral kembali
menurunkan suku bunganya.Dalam keadaan normal investor tentu mengharapkan
perolehan (return) yang tinggi dari instrumen investasi yang
dipilihnya termasuk mata uang. Tingkat suku bunga dalam hal ini sangat
mempengaruhi nilai tukar suatu mata uang terhadap mata uang lainnya.Tingkat
suku bunga menentukan nilai tambah mata uang suatu negara. Semakin tinggi suku bunga suatu mata uang, akan semakin tinggi pula
permintaan akan mata uang negara tersebut..
Perubahan arah pergerakan nilai tukar terjadi hanya pada saat ada perubahan tingkat suku bunga, atau isu dan juga rumor yang berkaitan dengan kemungkinan perubahan suku bunga seperti tingkat inflasi yang tinggi dan defisit neraca perdagangan yang makin besar.Dalam pasar forex isu perubahan tingkat suku bunga sangat sensitif, oleh karenanya komentar seorang gubernur atau kepala bank sentral akan sangat mempengaruhi fluktuasi nilai tukar mata uang suatu negara. Di samping itu perbedaan tingkat suku bunga antara 2 mata uang bisa menyebabkan terjadinya carry trade. Makin besar selisih suku bunga makin tinggi pula potensi carry trading terhadap pasangan mata uang tersebut.
Perubahan arah pergerakan nilai tukar terjadi hanya pada saat ada perubahan tingkat suku bunga, atau isu dan juga rumor yang berkaitan dengan kemungkinan perubahan suku bunga seperti tingkat inflasi yang tinggi dan defisit neraca perdagangan yang makin besar.Dalam pasar forex isu perubahan tingkat suku bunga sangat sensitif, oleh karenanya komentar seorang gubernur atau kepala bank sentral akan sangat mempengaruhi fluktuasi nilai tukar mata uang suatu negara. Di samping itu perbedaan tingkat suku bunga antara 2 mata uang bisa menyebabkan terjadinya carry trade. Makin besar selisih suku bunga makin tinggi pula potensi carry trading terhadap pasangan mata uang tersebut.
Pertumbuhan ekonomi ASEAN juga mencatat angka fantastis. Pada
tahun 2010, pertumbuhan ekonomi kolektif
ASEAN tercatat 7,5 persen. Sejumlah kalangan memprediksi dalam empat tahun ke
depan pertumbuhan ekonomi ASEAN masih berkisar 6 persen. Majunya perdagangan
kawasan ASEAN disebabkan karena tingkat keterbukaan ekonomi yang relatif besar
di negara–negara kawasan ASEAN. Hal ini desebabkan karena negara–negara ASEAN
masih tergolong negara berkembang, sehingga banyak melakukan perdagangan dan
memiliki FDI yang masih tinggi SEAN juga telah memberlakukan liberalisasi
perdagangan bagi negara anggotanya melalui AFTA (ASEAN Free Trade Area). AFTA
merupakan salah satu cara untuk mendukung berkembangnya pasar regional antara
sesama negara ASEAN dengan tujuan menurunkan tarif untuk perdagangan
intra–regional hingga 0%.Pengurangan hambatan tarif di internal ASEAN membuat
perdagangan barang ASEAN naik sebesar 32,9 persen di 2010 dengan nilai
perdagangan 2,04 triliun dollar AS. Dengan kenaikan tersebut, kontribusi
perdagangan intra-ASEAN dengan perekonomian global turut naik dari 24,5 persen
(2009) menjadi 25,4 persen (2010). Artinya, seperempat perdagangan dunia
terjadi di wilayah ASEAN. Salah satu faktor yang mempengaruhi aliran barang dan
jasa antar negara adalah nilai tukar riil suatu negara terhadap matauang asing.
Nilai tukar riil sangat penting dalam menentukan daya saing terhadap ekspor dan
impor suatu negara. Sistem nilai tukar yang diterapkan suatu negara tergantung
dari kebijakan yang ditempuh negara, dimana dipengaruhi oleh kedudukan negara
dan tujuan umum dari ekonomi yang bersangkutan terutama politik moneternya.
Berdasarkan data pada tabel di atas, Vietnam
merupakan negara ASEAN yang mengalami depresiasi nilai tukar terhadap US$
setiap tahunnya. Sedangkan beberapa 7 negara seperti Indonesia,
Myanmar dan Thailand mengalami fluktuasi nilai tukar yang tajam. Nilai tukar
mengalami apresiasi dan depresiasi dari tahun ke tahun. Sementara Brunei, Laos,
Malaysia, Philipina, dan Singapura mengalami apresiasi nilai tukar terhadap US$
setiap tahunnya. Perubahan sistem nilai tukar yang diterapkan tentunya akan
berimplikasi terhadap karakteristik fluktuasi nilai tukar dan pengaruhnya
terhadap perekonomian (Zuhroh dan Kaluge 2007:59). Beberapa penelitian
menunjukkan adanya perubahan nilai tukar suatu mata uang mempunyai pengaruh
terhadap perubahan neraca perdagangan dan perubahan output. Perubahan nilai
tukar riil mempengaruhi harga relatif produk akan lebih murah atau lebih mahal
terhadap produk negara lain, sehingga seringkali nilai tukar digunakan untuk
meningkatkan daya saing. negara ASEAN harus memperhatikan
pergerakan nilai tukarnya. Dalam menghadapi integrasi ekonomi yang akan
dilakukan Negara ASEAN dalam beberapa waktu ke depan, diharapkan dapat menekan
fluktuasi nilai tukar yang terjadi.
Refrensi :